Kamis, 11 Desember 2008

sains dan teknologi

LAPORAN PRAKTIKUM

L I P I D

OLEH:

NAMA : ARSYAM MAWARDI

NIM : H411 07 047

KELOMPOK : IV (EMPAT)

HARI/TGL PERC. : JUM’AT/28 NOVEMBER 2008

ASISTEN : ALFIAN NASIR MAIDIN




JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2008

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu pemahaman yang telah menjadi harga mati bahwa lipid adalah salah satu senyawa yang heterogen dari jaringan. Dimana pada dasarnya kelarutannya adalah dalam pelarut lemak, misalnya eter. Pada komponen-komponen dari lipid dapat dipisahkan dengan perbedaan kelarutannya dalam pelarut-pelarut organik yang berbeda. Lemak adalah suatu senyawa atau molekul yang terbentuk dari asam lemak atau gliserol. Lemak dapat dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol dengan menggunkan larutan alkali.

Fakta telah membuktikan senyawa lipid memiliki peranan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup mahluk hidup misalnya hormon, garam empedu, kolesterol, dan sejenisnya. Namun, kelebihan dalam mengkonsumsi lemak dapt juga menyebabkan timbulnya penyakit. Oleh karena, itu kita perlu mengetahui apa dan bagaimana lipid itu.

Adapun praktikum ini seputar mengenai uji lipid dengan mengidentifikasi keberadaan gliserol karena gliserol hanya dapat larut pada pelarut nonpolar. Melalui tes acrolein dilakukan identifikasi adanya gliserol dengan terbentuknya bau khas dan tes kolorimetri dengan melihat adanya perubahan warna bila mengandung gliserol.

Karena begitu besar peranannya sebagai senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Untuk memberikan defenisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Untuk mempelajari dan memahami uji lipid melalui Tes Acrolein dan Tes Kolorimetri.

1.2.2 Tujuan

Menentukan adanya gliserol dalam lemak melalui Tes Acrolein ditandai dengan adanya bau karakteristikj dan Tes Kolorimetri yang ditandai dengan adanya perubahan warna hijau zamrud.

1.3 Prinsip Percobaan

Mereaksikan larutan contoh yaitu: lilin, minyak kelapa, minyak wijen, gliserol, blanko, dan margarin dengan beberapa pereaksi seperti: KHSO4, H2SO4, HCl pekat, dan alfa naftol melalui tes acrolein dan tes kalorimetri kemudian mengamati perubahan yang terjadi seperti bau karakteristik dan adanya perubahan warna hijau zamrud.


BAB II

TINJAUAN PUSATAKA

Senyawa organik lipid adalah senyawa yang heterogen dari jaringan. Pada dasarnya kelarutannya adalah dalam pelarut lemak, misalnya eter. Pada komponen-komponen dari lipid dapat dipisahkan dengan perbedaan kelarutannya dalam pelarut-pelarut organik yang berbeda. Lemak adalah suatu senyawa atau molekul yang terbentuk dari asam lemak atau gliserol. Lemak dapat dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol dengan menggunkan larutan alkali (Fessenden dan Fessenden, 1997).

Senyawa-senyawa yang termasuk dalam lipid terbagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara yang digunakan untuk penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar yaitu (Chandra, E., 2006):

1. Lipid sederhana yaitu eter, asam lemak dan berbagi alcohol. Misalnya pada lilin dan gliserol.

2. Lipid gabungan yaitu eter, asam lemak yang mempunyai gugus tambahan misalnya fosfolipid.

3. Derivat lipid yaitu senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis. Misalnya lemak dan gliserol.

Lipid merupakan gudang energi, tidak larut dalam air dan dapat diekstraksi dari komponen sel lainnya dengan pelarut organik seperti hidrokarbon dan karbontetraklorida (Poedjiadi, A., 1994).

Penggolongan lipid berdasarkan kemiripan struktur kimianya yaitu : (1) aasm lemak; (2) lemak; (3) lilin; (4) fosfolipid; (5) sfingolipid; (6) terpen; ( (7) steroid; (8) lipid kompleks (Poedjiadi, 1994).

Seperti karbohidrat dan protein, kebanyakan lipid juga tersusun dari senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Ada satu kelompok lipid yang tidak mengandung asam lemak dan gliserol dan tidak terhidrolisis (Wilbraham, dkk., 1992).

Sifat fisika lipid adalah (Chandra, E., 2006):

1. Tidak larut dalam air, tetapi larut dala satu atau lebih pelarut organik misalnya eter, aseton, kloroform, benzene, dan sering juga disebut pelarut lemak.

2. Ada hubungan dengan asam lemak dan esternya.

3. Mempunyai kemungkinan untuk digunakan oleh mehluk hidup.

Selain itu lipid dapat juga dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan kemiripan struktur lazimnya, yaitu (Fessenden dan Fessenden, 1997.):

1. Asam lemah adalah asam organic yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam kaarboksilat yang mempunyai rantai karbon yang panjang dengan rumus umum :

O

R – C – OH

Pada umumnya asam lemak mempunyai jumlah atom karbon yang genap.

2. Lemak adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol adalah suatu trihidroksi alkoholl yang terdiri atas tiga atom karbon, jadi tiap atom karbon mempunyai gugus – OH. Pada lemak saatu molekul gliserol mengikat tiga molkeul asan lemak. Oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida :

R1 – COO – CH2

R2 – COO – CH

R3 – COO – CH2

Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair.

3. Lilin (wax) adalah ester asam lemak dengan monohidroksi alcohol yang mempunyai rantai karbon panjang antara 14 sampai 34 atom karbon. Lilin dapat diperoleh antara lain dari lebah madu dan dari ikan paus atau lumba-lumba. Lilin dikeluarkan oleh lebah untuk membentuk sarang tempat penyimpanan madu. Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan tidak dapat diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak.

4. Fosfolipid adalah suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester asam fosfat. Oleh karenanya fosfolipid adalah suatu fosfogliserida.

5. Sfingolipid adalah senyawa yang mempunyai rumus dan merupakan satu-satunya sfingolipid yang mengandung fosfat adalah sfingomielin yan terdapat dalam jaringan saraf dan dalam otak yang mengandung sfingosin dengan beberapa ikatan rangkap.

6. Terpen merupakan senyawa yang kebanyakan terdiri atas kelipatan dari lima atom karbon.

7. Lipid kompleks adalah lipid yang terdapat alam bergabung dengan senyawa lain misalnya dengan protein atau dengan karbohidrat.

Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi terdapat sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Asam lemak pada umumnya adalah asam monokarboksilat berantai lurus, mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam lemak dapat dijenuhkan atau dapat mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap (Hart, 2003).

Golongan Lipid adalah segolongan besar senyawa tak larut di dalam air yang terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam pelarut organic misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan. Sifat ini yang membedakan dengan karbohidrat, protein, asam nukleat dan kebanykan molekul hayati lainnya. Lipid dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan dengan cara ekstrasi menggunakan alcohol panas, eter dan pelarut lemak yang lainnya. Macam senyawa itu kuantitasnya yang doperoleh dari ekstraksi itu sangat tergantung pada bahan alam sumber lipid yang dapat digunakan (Anonim, 2008).


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Wax (lilin), minyak kelapa, minyak wijen, aquadest, larutan gliserol 10 %, blanko, KHSO4, HCl pekat, larutan H2SO4 pekat, , larutan NaOCl 2%, α-naftol, kertas label dan tissue roll.

3.2 Alat

Alat-alat yang digunakan meliputi tabung reaksi, batang pengaduk, rak tabung reaksi, labu semprot, neraca ohaus, sendok tanduk, pipet tetes, pemanas/pembakar (bunsen ), sikat tabung, dan gegep.

3.3 Prosedur Kerja

A. Tes Acrolein

Disiapkan 6 buah tabung reaksi yang bersih, lalu ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut diiisi dengan 1 ml larutan contoh/sampel. Setelah itu ditambahkan ± 0,5 gram KHSO4 ke dalam masing latutan sampel. Kemudian tabung reaksi dipanaskan dengan api yang kecil. Selanjutnya diperiksa bau karakteristik atau aroma yang ditimbulakan dari pencampuran tersebuit, yang mana jika ada bau karakteristik menandakan adanya gliserol.

A. Test Kolorimetri

Disiapkan 6 buah tabung reaksi yang bersih, lalu ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut diiisi dengan 1 ml larutan contoh/sampel. Sebanyak 1 ml larutan NaOCl 2% ditambahkan pada masing-masing sampel. Setelah mencapai waktu 2-3 menit, ditambahkan 3-4 tetes larutan HCl pekat. Lalu dididihkan selam s1 menit dengan maksud untukn menghilangkan atau membuang kelebihan asam . Selanjutnya, ditambahkan 0,2 ml α-naftol, kemudian disusul oleh H2SO4 sebanyak 4 ml. Diaduk dengan hati-hati, lalu diamati perubahan yang terjadi. Terbentuknya warna hijau zamrud menunnjukkan adanya gliserol.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tes Acrolein

Contoh

0,5 gram KHSO4

Panaskan (Bau)

1. Wax

Tidak ada perubahan

2. Minyak wijen

Tidak ada perubahan

+++++

3. Minyak kelapa

Tidak ada perubahan

+++

4. Gliserol

Tidak ada perubahan

++++++++

5. Mentega

Agak kekuning-kuningan

++

6. Air

Tidak ada perubahan

Keterangan :

( + ) = perubahan bau

Pada test acrolein di atas, saat masing-masing tabung reaksi yang berisi 1 ml larutan contoh ditambahkan ± 0, 5 gram KHSO4 , sebagian besar tidak mengalami perubahan warna. Hanya larutan mentega yang berubah warna menjadi agak kenuning-kuningan.

Dari penambahan pereaksi KHSO4, bertujuan untuk mengkatalisis gliserol yang mungkin ada dalam larutan sampel. Selanjutnya, pemanasan tabung dengan api yang kecil dimaksudkan untuk menghilangkan keberadaan air (H2O) dalam larutan contoh. Dan adanya bau karakteristik yang ditimbulkan dari pemanasana itu menandakan keberadaan gliserol. Hal tersebut nampak pada larutan minyak kelapa, minyak wijen, mentega dan gliserol. Adapun urutan tingkat perubahan bau berdasarkan pengamatan adalah :

Mentega minyak kelapa minyak wijen gliserol

Reaks-reaksi :

1. Lilin

O




CH3 – (CH2)14 – C – O CH2 – (CH2)14 – CH3 + KHSO4

2. Minyak Kelapa

O




H2C – O – C

R1

O H2C – OH O














HC – O – C + KHSO4 HC – OH + R – C

R2 H2C – OH OH

O




H2C – O – C

R3

O




C

H

CH + 2H2O

CH2

3. Margarin

O




H2C – O – C

R1

O H2C – OH O














HC – O – C + KHSO4 HC – OH + R – C

R2 H2C – OH OH

O




H2C – O – C

R3

O




C

H

CH + 2H2O

CH2 O

4. Gliserol

H2C – OH C - H

HC – OH + KHSO4 CH + 2H2O

HC – OH CH2

H2C – OH

4.2 Test Kolorimetri

Contoh

Warna yang terbentuk

1. Wax

2 fase, bagian bawah bening dan atas terdapat endapan putih

2. Minyak wijen

Terdapat 2 fase, lapisan atas warna merah kecoklatan dan lapisan bawah warna hijai zamrud

3. Minyak kelapa

2 fase, bagian bawah bening, dan atas kuning, bila dikocok menjadi hijau zamrud

4. Gliserol

Dari kuning Hijau zamrud

5. Mentega

3 fase, bagian bawah bening, tengah hitam, dan atas kuning kecoklatan.

6. Air

Tidak terjadi perubahan warna

Pada tes kalorimetri, larutan contoh ditambahkan dengan air suling, kemudian ditambahkan dengan NaOCl. Hal ini dimaksudkan untuk memutuskan rantai karbon dan dfiganti dengan gugus –ONa, atau dengan kata lain dimaksudkan agar larutan contoh yang nantinya akan bereaksi dengan asam kuat (HCl pekat), gugus dapat terlindungi dengan adanya NaOCl dari gugus fungsi HCl. Setelah ditambahkan HCl pekat kemudian dididihkan untuk membuang kelebihan asam. Pada larutan contoh menjadi asam kembali. Selanjutnya, penambahjan senyawa α-naftol untuk merubah komponen gugus benzene/aromatik yang dengan bantuan senyawa H2SO4 akan mampu memisahkan gugus –OH pada gugus benzene. Sehingga terbentuknya larutan yang hijau, sekaligus menandakan keberadaan gliserol dalam larutan sampel.

. Reaksi-reaksi :

1. Lilin

O

HCl (p)

CH3 – (CH2)14 – C – O CH2 – (CH2)14 – CH3 + NaOCl

ONa

OH H2SO4 (p)

CH3 – (CH2)14 – C – O CH2 – (CH2)14 – CH3 +

OCl




O

CH3 – (CH2)14 – C – O CH2 – (CH2)14 – CH3 + NaOH

OCl

2. Minyak Kelapa

O




H2C – O – C

R1

O H2C – ONa O

HCl (p)

HC – O – C + 3NaOCl HC – ONa + 3R – C + 3/2 O2

R2 H2C – ONa OH

O




H2C – O – C

R3




+ 3 NaOH

H2SO4 (p)

H2C – ONa OH

HC – ONa + 3

H2C – ONa

3. Gliserol

H2C – ONa

HCl (p)

H2C – OH

HC – OH + 3NaOCl HC – ONa + 3HCl + 3/2 O2

H2C – O – C H2C – ONa

H2SO4 (p)

+ 3 NaOH

H2C – ONa OH

HC – ONa + 3

H2C – ONa

4. Margarin

O




H2C – O – C

R1

O H2C – ONa O

HCl (p)

HC – O – C + 3NaOCl HC – ONa + 3R – C + 3/2 O2

R2 H2C – ONa OH

O




H2C – O – C

R3




+ 3 NaOH

H2SO4 (p)

H2C – Ona OH

HC – ONa + 3

H2C – ONa


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

Setelah melakukan serangkaian percobaan ini , maka dapat disimpulkan bahwa :

· Adanya gliserol dalam lemak dapat dapat ditunjukkan dengan timbulnya bau khas melalui tes acrolein

· Terbentuknya warna hijau zamrud pada larutan contoh menunjukkan adanya gliserol dengan penambahan sedikit asam melalui tes kalorimetri.

5.2 Saran

Untuk praktikum selanjutnya, sebaiknya bahan kimia padat yang akan digunakan dalam praktikum telah diencerkan terlebih dahulu agar dalam kegiatan praktikum, waktu tidak tersita banyak cuma untuk menunggu hingga bahan yang akan digunakan itu encer.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008, Lipid, http://id.wikipedia.org/wiki. Diakses pada hari Senin, tanggal 1 Desember 2008.

Chandra, E., 2006, LIPID, www.E-Learning.com. Diakses pada hari Jumat, tanggal 7 November 2008.

Fessenden dan Fessenden, 1997, Dasar-dasar kimia Organik, Binarupa Aksara, Jakarta.

Hart, H., Craine, E. L. dan Hart, J. D., 2003, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.

Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, UIP, Jakarta.

Wilbraham, A. C. dan Matta, M. S., 1992, Kimia Organik dan Hayati, ITB, Bandung.